Selasa, 21 Oktober 2014

TUGAS MANAJEMEN PERBANKAN

Tugas MANAJEMEN PERBANKAN tentang MANAJEMEN RESIKO Oleh : NAMA : NURSIDAR. A NIM : 116601042 SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI ENAM-ENAM KENDARI (STIE-66) KENDARI 2014 A. RESIKO KREDIT (DEFAULD RISK) Resiko kredit merupakan bentuk resiko pembayaran yang muncul pada satu pihak bersepakat untuk membayar sejumlah uang (misalnya, dalam akad salam dan istishma) atau mengirimkan barang (misalanya, dalam akad murabahah) sebelum menerima aset atau uang cash-nya sendiri, sehingga menyebabkan terjadinya kerugian. • Dalam kasusnya resiko kredit bank syariah yaitu : Tidak terbayarnya kembali bagian bank oleh pihak pengusaha ketika jatuh tempo, masalah ini muncul karena adanya kesenjangan informasi (assimatric informasi ) dimana mereka tidak mendapatkan informasi yang memadai tentang profit perusahaan yang sesungguhnya. Sementara akad murabahah merupakanan akad jual beli atau perdagangan, dimana risiko kredit dapat muncul dari risiko pihak ketiga (counterparty risk), yaitu akibat buruknya kinerja partner bisnis. B. RESIKO PASAR (MARKET RISK) Risiko Pasar (Market Risk) adalah risiko kerugian pada naik turunnya posisi neraca yang muncul akibat pergerakan di pasar modal. Market risk merupakan risiko gabungan yang terbentuk akibat perubahan suku bunga, perubahan nilai tukar serta hal-hal lain yang menentukan harga pasar saham, maupun ekuitas dan komoditas. Risiko Pasar atau dikenal juga dengan risiko harga, terkait dengan instrumen yang diperdagangkan pada berbagai pasar keuangan. Value at Risk atau VaR merupakan ukuran risiko pasar guna memastikan agar Bank memiliki modal yang dapat memenuhi ketentuan minimum CAR yang ditentukan oleh Bank Indonesia. VaR adalah perkiraan potensi kerugian maksimum akibat risiko harga, dengan interval kepercayaan 99%. Artinya, dalam 99% kejadian, potensi kerugian maksimum lebih kecil dari jumlah tersebut. Bank menerapkan pembatasan berbasis VaR dalam mengelola keseluruhan risiko eksposur. Risiko pasar diawasi dan diukur setiap hari berdasarkan model-model harga yang telah dibentuk sedangkan posisi perdagangan dan investasi disesuaikan dengan harga pasar setiap hari. Grup manajemen risiko Bank mempertahankan pendekatan yang konservatif dengan memastikan bahwa semua posisi berada dalam batasan selera dan toleransi risiko yang ditetapkan. Kebijakan risiko pasar dievaluasi dan diperbaharui setiap bulan agar memenuhi persyaratan Bank Indonesia dan Basel II. Bank menelaah lebih lanjut risiko pasar melalui penerapan secara teratur skenario kondisi buruk yang mungkin terjadi (stress test), yang bisa menyebabkan perubahan drastis harga aset atau instrumen yang dimiliki atau diperdagangkan. Stress test khusus tersebut melengkapi penilaian VaR. Studi kasus bank mandiri Pada kasus Bank Mandiri, terdapat beberapa potensi kerugian yang akan diderita Bank Mandiri. Yang pertama adalah kerugian finansial dalam jumlah yang sangat besar (720 juta rupiah) serta resiko hilangnya reputasi yang dapat mengancam keberlangsungan perusahaan ke depannya. Tidak dapat dipungkiri, akibat adanya pencairan ilegal akan mampu menimbulkan ketidakpercayaan masyarakat (social distrust) dari para nasabah terhadap sistem manajemen dan sekuritas finansial bank tersebut. Resiko finansial dapat berujung pada resiko likuiditas, yakni resiko yang mengakibatkan suatu perbankan mengalami kegagalan untuk membayar hutang jangka pendeknya. Masalah ini apabila terus dibiarkan tanpa ditangani lebih lanjut juga akan membawa perbankan pada resiko kegagalan bank dalam membayar hutang jangka panjangnya (solvabilitas). C. RESIKO LIKUIDITAS (LIQUIDITY RISK) Resiko likuiditas adalah resiko bank akibat ketidak mampuan bank memenuhi kewajiban bank yang telah jatuh tempo dari pendanaan arus kas dan atau aset yang likuid tanpa menggangu aktivas bank sehari hari. Resiko BANK SYARIAH dalam aspek likuiditasnya adalah adanya batasan fiqih terhadap sekuritisasi aset yang ada dari bank syariah, dimana aset tersebut didominasi oleh pembiayaan , hal ini mengakibatkan aset bank syariah tidak lebih likuid bila dibandingkan bank konfesional. Bank syariah kurang dapat memperoleh dana secara cepat dari pasar karena lambatnya permkembangan instrumen keuangan syariah. • Dalam studi kasus bank syariah & centuri yaitu: Dalam studi kasusnya bank syariah seringkali memengang idle cash dalam jumlah karena tidak dapat menginvestasikannya pada penempatan atau surat berharga yang menghasilkan bungga. Lebih lanjut ditemukan bahwa ternyata tidak terdapat perbedaan. Kasus bailout berawal dari masalah kesulitan likuiditas dan modal Bank Century. Untuk mengatasi masalah keuangan itu, pada tanggal 15 Oktober 2008, bank central sebenarnya telah memerintahkan tiga pemegang saham mayoritas bank ini, yakni Robert Tantular, Rafat Ali Rizfi, dan Hesyam Al Waraq menandatangani letter of commitment yang isinya memuat janji ketiganya untuk membayar surat berharga yang jatuh tempo dan menambah modal bank. Selain itu, mereka juga berjanji mencari investor baru untuk menyelesaikan permasalahan bank paling lambat 31 Maret 2009. Namun, mereka tidak menepati janjinya sehingga Bank Century tidak bisa memenuhi kewajibannya pada nasabah. Melihat kenyataan demikian, BI akhirnya memberikan fasilitas pendanaan jangka pendek pada bank ini sebesar Rp502 miliar pada 14 November 2008. Seiring dengan itu, BI juga kembali memerintahkan Robert, Hesyam dan Rafat menepati komitmennya yang dituangkan kemudian dalam letter of commitment pada 16 November 2008. Surat itu antara lain berisi komitmen untuk memindahkan surat berharga Bank Century ke bank kustodian di Indonesia, mengembalikan hasil pembayaran surat berharga yang jatuh tempo dan tidak akan menjaminkan surat berharga ke pihak lain. Tapi, letter of commitment ini juga tidak ditepati. BI pun kembali mengucurkan fasilitas pendanaan jangka pendek sebesar Rp187 miliar pada 18 November 2008. Lantaran kondisi Bank Century makin memburuk, pada 21 November 2008 penanganan bank itu pun akhirnya diserahkan pada Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Pada saat itu juga, LPS menyuntikkan dana Rp2,77 triliun agar kecukupan modal atau Capital Adequacy Ratio (CAR) Bank Century 10 persen. Kemudian pada 5 Desember 2008, LPS kembali menyuntikkan dana Rp2,20 triliun untuk memenuhi tingkat kesehatan bank. Ketiga, pada 3 Februari 2009 LPS memberi lagi dana sebesar Rp1,15 triliun. Dan keempat, pada 21 Juli 2009 LPS kembali menyuntikkan dana sebesar Rp630 miliar. Jadi, total LPS telah menyuntikkan dana Rp6,7 triliun kepada Bank Century setelah pengelolaan bank tersebut diambil alih. Alasan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) yang terdiri dari Menkeu, BI, dan LPS melakukan penyertaan modal sementara di bank ini melalui LPS, selain mengganti manajemen bank, karena BI menilai kondisi yang dialami Bank Century saat itu bisa berdampak sistemik yang bisa menimbulkan penyebaran masalah ke bank lainnya. DPR meminta BPK melakukan audit investigasi atas penyertaan modal pemerintah melalui LPS ke Bank Century yang membengkak menjadi Rp6,7 triliun. Mulai dari proses merger tiga bank menjadi Bank Century, tidak tegasnya BI terhadap pelanggaran Bank Century selama tahun 2005-2008, hingga pengucuran dana bailout. Sesuai hasil audit BPK yang diserahkan ke DPR tertanggal 23 Nov 2009 menunjukkan adanya paling tidak lima bagian dugaan pelanggaran di dalam kasus Bank Century yang dilakukan oleh pemilik lama, BI, hingga KKSK. Selain itu munculnya risiko sistemik dari sisi fiskal akibat kebijakan pengetatan fiskal atau perlambatan pengeluaran atau belanja pemerintah yang dilakukan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani. Langkah kebijakan inilah yang justru telah menciptakan risiko sistemik pada perbankan nasional. D. RESIKO OPERASIONAL Resiko operasional adalah resiko dimana bank tidak dapat bekerja secara efisien, ekonomis, efektif, aman , lancar dan tertib. Jika hal ini terjadi akan menimbulkan biaya tinggi ataw operasioanal bank bahkan dapat menimbulkan kerugian. Resiko operasional bisa muncul terutama akibat bank tidak memiliki personel (dengan kapasitas dan kapabilitas) yang memadai untuk menjalankan operasional keuangan syariah. Risiko operasional ini dapat terjadi karena tidak berfungsi atau kurang efektifnya proses internal. Penyimpangan demikian dapat terjadi karena kesalahan manusia, kegagalan sistem atau karena faktor eksternal yang memengaruhi perusahaan. Oleh karena itu, risiko operasional ini bersumber dari pekerja, teknologi, customer relationship, atau faktor eksternal. • Studi kasus Bank BNI Kasus yang terjadi pada BNI tersebut merupakan kasus yang termasuk dalam kriminal dan penipuan (crime and fraud risk). Dengan demikian risiko yang terjadi adalah risiko karena adanya kejahatan kerah putih (white collar crime). Artinya, kejahatan tersebut lebih dikarenakan ketamakan dari watak manusia. Karena ini merupakan murni kejahatan karena perilaku, seharusnya ada indikator-indikator awal sudah harus bisa dideteksi. Peringatan dini akan efektif kalau sistem pengendalian risiko pada bank yang bersangkutan berjalan baik. Peringatan dini ini dapat dilakukan dengan melihat apakah mekanisme dan prosedur yang dilakukan sudah sesuai dengan ketentuan. Sementara dari aspek eksternal verifikasi terhadap material prosedur juga harus dilakukan. Dalam kasus pembobolan L/C tersebut, semestinya kejanggalan-kejanggalan awal sudah bisa dideteksi kalau niat menipu dari mereka yang terkait dalam kasus ini memang tidak ada. Dimulai dari bank penerbit L/C, yang adalah bukan bank koresponden. Semestinya pejabat BNI setempat mengetahui bahwa perlu jaminan yang lebih jelas; siapa penjamin L/C tersebut, untuk membayar L/C jika bank penerbit L/C bukan bank koresponden. Apakah dalam hal ini bank BNI tidak mengetahui tidak adanya jaminan atas L/C yang diterbitkan tersebut. Apakah bank BNI juga melakukan verifikasi atas dokumen ekspor dari eksportir dengan benar. Apakah dokumen-dokumen ekspor tersebut relevan dan valid. Jika ternyata dokumen tersebut nantinya ternyata dokumen ekspor palsu, semestinya pihak bank mengetahuinya. E. Resiko hukum Risiko Hukum adalah risiko yang timbul dari potensi terjadinya pelanggaran kontrak, kasus pengadilan atau kebijakan yang salah yang dapat menyebabkan pengaruh negative terhadap kondisi keuangan maupun operasional bank. Kasus citibank Citibank AS, uang ditransfer ke citibank cayman islam dan dilarikan ke citibank swiss, ironisnya, setelah rezim presiden carlos santana tumbang, mereka dihukum atas, tuduhan kejahatan narkoba, bukan pencucian uang. Sementara petinggi citibank AS yang menangani menangani kasus tersebut dihukum 10 tahun dengan tuduhan terlibat pencucian uang. Kasus L/C BNI dan Kepercayaan terhadap Perbankan Sebelum masa buram perbankan Indonesia berakhir saat ini, dunia perbankan Indonesia kembali digegerkan oleh kasus pembobolan melalui penerbitan surat kredit (letter of credit) atau L/C fiktif senilai Rp 1,7 triliun di bank BNI. Sayangnya, pembobolan itu terjadi pada bank besar yang selama ini dianggap sebagai salah satu barometer dan sekaligus bank terbesar kedua di Indonesia. Beruntung kasus tersebut segera mendapat penanganan serius dari penegak hukum. Sebab, apabila tidak demikian, pasti kasus itu akan menciptakan ketidakpercayaan baru terhadap dunia perbankan. Kita berharap penanganan hukum kasus ini berjalan dengan lancar, tidak sebagaimana kasus-kasus perbankan sebelumnya. Tentunya kita masih belum lupa, ketika kasus Bappindo akhirnya tidak jelas penanganannya hanya karena melibatkan petinggi negara. Kasus L/C fiktif BNI inipun belakangan ini disebut-sebut melibatkan capres dari salah satu partai besar di negeri ini. Semoga; apabila isu tersebut benar, tidak menjadi penghalang untuk menyingkap penyelewengan di BNI tersebut. F. RESIKO REPUTASI Risiko reputasi (reputation risk) adalah risiko yang, antara lain, disebabkan adanya publikasi negatif yang terkait dengan kegiatan usaha bank atau persepsi negatif terhadap bank. Risiko reputasi timbul dari pendapat negatif yang terbentuk di masyarakat, yang biasanya akan memaksa bank berhadapan dengan masalah litigasi, turunnya jumlah nasabah, yang akhirnya akan berujung pada kerugian secara finansial Risiko reputasi ini bisa muncul mendadak dan tidak dapat diprediksi sebelumnya. Lebih jauh, dari beberapa hasil penelitian yang dilakukan secara empiris, ternyata risiko reputasi memiliki korelasi positif dengan isu negatif yang beredar di masyarakat. Masih ingat kasus rush yang menimpa beberapa bank besar ketika krisis menghantam kita pada 1998, yang akhirnya berujung pada hancurnya likuiditas bank-bank pada waktu itu. • Dalam Studi Kasusnya BANK CENTURI & BNI Terkait dengan kasus Bank Century, risiko yang layak diamati dengan cermat adalah risiko reputasi. Risiko reputasi adalah risiko akibat menurunnya tingkat kepercayaan pemangku kepentingan (stakeholders) yang bersumber dari persepsi negatif terhadap suatu bank. Risiko tersebut muncul antara lain karena adanya pemberitaan dan atau rumor mengenai bank yang bersifat negatif serta strategi komunikasi bank yang kurang efektif. Kalau pembeberan kasus Bank Century ini berlangsung lama tanpa memperhatikan kehati-hatian, maka sangat mungkin Bank Mutiara akan kian menderita risiko reputasi. Karena kian lama berarti akan kian lama pula warta negatif akan menusuk Bank ini. Contoh lain bank BNI , kasus raibnya Rp1.7 triliun letter of credit (L/C) Bank Negara Indonesia (BNI) yang sampai hari ini tidak sepeser pun bisa dikembalikan. Untung saja, blanket guarantee belum dihentikan. Kalau tidak, mungkin sudah banyak nasabah yang memindahkan uangnya ke bank lain. sangat mungkin, reputasi BNI sebagai bank yang aman pun telah mengalami gerusan-gerusan yang juga bisa berakibat lunturnya kepercayaan masyarakat. Lunturnya reputasi ini tentu tidak gampang dibangun kembali. Itu seperti kata peribahasa “karena nila setitik, rusak susu sebelanga” atau “sekali lancung dalam ujian, seumur hidup orang tidak percaya”. Bukan apa-apa. Butuh waktu yang lama bagi kita semua untuk melupakan kasus L/C fiktif BNI tersebut. Reputasi bank bisa diartikan sebagai suatu bangunan sosial yang mengayomi suatu hubungan kepercayaan, yang akhirnya akan menciptakan brand image bagi suatu bank. Reputasi yang baik dan tepercaya tentu merupakan sumber keunggulan bersaing bagi suatu bank. Tentu, perlu waktu yang tidak sedikit untuk membangun reputasi. Dan, tidak ada bank yang bisa membeli reputasi. Celakanya, reputasi bisa lenyap seketika dengan mudahnya. Inilah biang kerok bernama risiko reputasi yang sangat penting diwaspadai semua bank. G. RESIKO STRATEGIK (STRATEGIK RISK) Risiko Strategik (Strategic Risk) adalah risiko yang disebabkan karena adanya penetapan dan pelaksanaan strategi bank yang tidak tepat, pengambilan keputusan bisnis yang tidak tepat atau kurang pedulinya bank terhadap perubahan yang terjadi. Studi kasus BI Lehman Brothers per . menjadi bank investasi terbesar ke-empat di AS. Perusahaan yang bermarkas diNew Yorkitu didirikan pada 1850di Montgomery,Alabama. Jadi, mempunyai usai lebih dari 158 tahun. Pada akhir 2007, Lehman mempekerjakan 28.500 karyawan. Tapi, karena. krisis finansial dan ekonomi, jumlah karyawan dikurangi 1.500 orang. Sebelum pailit, mereka memiliki sekitar 27.000 karyawan. Pada akhir Agustus tahun 2008 lalu, Perusahaan itu mengalami kerugian sebesar USD 3,9 miliar (sekitar Rp 36,6 triliun dengan kurs Rp 9.400 per USD), menyusul kerugian USD 2,8 miliar (sekitar Rp 26,32 triliun) yang terjadi pada triwulan II 2008 yang lalu. Kerugian ini akibat krisis subprime mortgage di AS, dimana mereka terpaksa menghapusbukukan kredit macet USD 13,8 miliar (sekitar Rp 129,7 triliun). Strategi membesarkan aset dengan terlalu banyak konsentrasi dalam portofolio subprime mortgage ternyata menimbulkan kerugian yang sulit untuk ditanggulangi bank. Bank investasi terbesar keempat di AS sekaligus salah satu p – erusahaan finansial ternama di dunia, Lehman Brothers, menyatakan pailit atau bangkrut tanggal15 September 2008. H. Resiko kepatuhan (Compliance Risk) Risiko kepatuhan merupakan risiko yang berdampak terhadap pendapatan dan modal akibat adanya pelanggaran terhadap hukum regulasi atau standar etik. Risiko kepatuhan dapat mengarahkan institusi kepada denda, hukuman uang sipil, pembayaran kerugian/ kerusakan, dan pembatalan kontrak. Risiko kepatuhan juga dapat menyebabkan reputasi berkurang, nilai waralaba (franchise) berkurang, peluang usaha terbatas, potensi ekspansi berkurang, dan ketidakmampuan untuk menjalankan kontrak. Risiko kepatuhan ini muncul akibat adanya potensi penyimpangan dari kepatuhan terhadap peraturan-peraturan yang berlaku. Kaji ulang dilakukan oleh Bank dalam hal peluncuran produk baru, penyaluran pembiayaan dengan limit tertentu yang disesuaikan juga dengan prinsip syariah. Sementara terhadap penerapan program APU dan PPT Bank juga telah melakukan monitoring transaksi yang mencurigakan atau aktivitasi di luar kebiasaan.Bank saat ini telah memiliki kebijakan mengenai pengelolaan Risiko Kepatuhan, yaitu : • Kebijakan Kepatuhan • Pedoman Penerapan Program APU dan PPT • Manual Good Corporate Governance Untuk lebih meningkatkan pengetahuan mengenai ketentuan yang berlaku, maka Bank telah melakukan beberapa sosialisasi kepada seluruh karyawan mengenai : • Peraturan Bank Indonesia dan dan Peraturan Perundangan Terkait lainnya • Penerapan Program APU dan PPT • Pengelompokkan nasabah berdasarkan Risk Based Approach (RBA) • Pengkinian data nasabah • Pewajiban pelaporan kepada pihak eksternal • Database Teroris yang diterima dari PBB setiap 6 bualn sekali • Prinsip dasar Perbankan syariah Kasus citibank Citibank kalah di Pengadilan Dua bank acing menelan kekalahan yang sama dalam sengketa transaksi derivatif di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan, Pengadilan menyatakan Citibank NA dan The Hong Kong and Shanghai Banking Corporation (HSBC) telah melawan hukum dalam perjanjian transaksi derivatif dengan nasabahnya. Hakim PN Jakarta Selatan menyatakan perjanjian transaksi derivatif Citibank dengan sang nasabah, PT Permata Hijau. Sawit tidak sesuai Peraturan Bank Indonesia (PBI) No.7/6/PBI/ 2005 tentang Transparansi Informasi Produk Bank. Citibank bersalah karena tidak menjelaskan secara terperinci produk perbankannya. Citibank cuma menjelaskan produk callable forward ke Permata Hijau dalam bahasa I.nggris. “Istilahnya membingungkan,” kata Ketua Majelis Hakim, Artha Theresia, Artha juga menilai, Citibank membuat peraturan yang tidak berimbang. Yakni hanya Citibank saja yang bisa membatalkan perjanjian secara sepihak. Alhasil, “Perjanjian callable forward batal demi hukum,” ucapnya. Hakim memerintahkan kedua pihak untuk mengembalikan uang dari transaksi yang telah terjadi. Citibank harus mengembalikan uang US$ 10 juts ke Permata Hijau, termasuk membuka lagi rekening milik perusahaan sawit ini sebesarUS$ 545.000. Sebaliknya, Permata Hijau juga harus mengembalikan uang Rp’ 97,2 miliar ke Citibank. Bukan hanya itu, Citibank harus meminta koreksi ke BankIndonesiabahwa Permata Hijau bukan debitur bermasalah di Sistem. Informasi Debitur (SID).

Kamis, 09 Oktober 2014

CARA MEMPERBAIKI TOMBOL HURUF YANG MENJADI ANGKA DI KEYBOARD LAPTOP DAN NETBOOK

CARA MEMPERBAIKI TOMBOL HURUF YG MENJADI ANGKA DIKEYBOARD. assalam alaikum teman-teman, sangat menjengkelkan ketika kita menekan tombol huruf tiba-tiba berubah menjadi angka,seperti yg pernah saya alami sebelumnya tp nda usah bingung disini saya akan mebagi sedikit ilmu. Penyebab huruf berubah menjadi angka di netbook atau laptop Sebetulnya ada dua kemungkinan penyebab tombol yang berubah menjadi angka apa bila kita tekan, Yang pertama kerusakan pada Hadware (keyboard) itu sendiri, Dan yang kedua kita tak sengaja menekan tombol FN dan F11 secara bersamaan. Sebelum kita memperbaiki tombol keyboard yang berubah menjadi angka, yang pertama kita harus melakukan dengan mengecek mana-mana tombol keyboard yang berubah menjadi angka, berikut tombol yang apabila kita tekan menjadi angka,Untuk cara mengatasinya yang perlu teman-teman lakukan yaitu menekan tombol FN dan F11. Selanjutnya teman-teman Restar netbook atau laptop teman-teman Insyallah tombol keyboard sudah berfungsi sebagaimana mestinya. mungkin hanya itu saja yang bisa saya bagi dari pengalaman saya juga sekian dan terima kasih akhir kata wasslam. :) semoga bisa membantu

Selasa, 07 Oktober 2014

tugas m strategi




BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Manajemen strategi sangat penting bagi suksesnya suatu perusahaan karena akan menyehatkan suatu perusahaan sejak pemula semua organisasi mempunyai strategi. Strategi, adalah ulasan utama yang ingin kami utarakan Tetapi bukan melulu mengenai manajemen strategi secara umum. Lebih kepada upaya mengembalikan atau memulihkan perusahaan yang dalam kondisi tidak baik secara manajemen. istilah ”perusahaan sakit” dalam menggambarkan hal itu. Istilah yang patut disimak bagi pembaca. Secara umum dikatakan kalau perusahaan disebut dalam kondisi sakit jika tidak selaras dengan pasar. Dan faktor kepemimpinan memegang peranan penting di dalamnya. Diungkapkan juga pada umumnya perusahaan di tanah air memerlukan waktu lama untuk mengakui bahwa perusahaan dalam kondisi sakit. Sindiran lain yang lebih pedas kurang lebih, semakin sakit perusahaan makan akan semakin sehat pihak manajemen.
Perusahaan adalah sutu organisasi dimana sumber daya (input) dasar seperti bahan dan tenaga kerja dikelola serta diproses untuk menghasilkan barang atau jasa (output) kepada pelanggan. Hampir di semua perusahaan mempunyai tujuan yang sama, yaitu memaksimalkan laba. Jenis perusahaan dibedakan menjadi tiga, yaotu: perusahaan manufaktur, perusahaan dagang, dan perusahaan jasa. Sedangkan bentuk dari perusahaan itu sendiri dibedakan menjadi: perusahaan perseorangan dan persekutuan (perseroan).
Kalaulah ada pihak lain yang berkepentingan terhadap sehat tidaknya perusahaan, mereka adalah manajemen, karyawan, dan kreditor. Jika perusahaan sehat, manajemen dan karyawan akan menikmati pendapatan lain yang lebih besar. Demikian sebaliknya, jika perusahaan sakit. Sekalipun demikian, hendaknya tetap perlu diingat bahwa jika perusahaan sakit, manajemen bisa memiliki peluang menjadi pemilik dengan membeli perusahaan tersebut (management buy out). Kreditor akan memiliki tingkat keamanan yang lebih tinggi dan jaminan penerimaan pendapatan bunga terhadap dana yang dipinjamkan kepada perusahaan, jika perusahaan sehat. Hal sebaliknya yang akan didapat jika perusahaan menderita sakit.

1.2  Rumusan Masalah
a.       apa yang dimaksud dengan manajemen strategi dalam suatu perusahaan
b.      bagaimana cara memperbaiki atau memulihkan perusahaan yang tidak sehat
c.       bagaimana strategi penyehatan  perusahaan

1.3  Tujuan permasalahan
Agar dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan manajemen strategi dan bagaimana cara memulihkan dan memperbaiki serta bagaimana cara penyehatan suatu perusahaan






















BAB II
PEMBAHASAN


2.1  Mananjemen strategi dalam suatu perusahaan
Manajemen strategi dalam suatu perusahaan sangatlah penting bagi suksesnya perubahan yang besar sejak pemula semua organisasi mempunyai strategi bahkan bila strategi mengalamiperkembangan dari operasi sehari-hari. bahkan bila dilakukan secara informal atau oleh pemilik /wiraswastaan sendiri, proses manajemen strategi secara signifikan dapat memperkuat pertumbuhan dan kemakmuran suatu perusahaan.
 Pada penerapan konsep manajemen strategi adalah bahwa kurangnya pengetahuan akan manajemen strategi merupakan hambatan serius untuk banyaknya Bisnis kecil.Riset menunjukan bahwa manajemen strategi dalam perusahaan kecil lebih informal ketimbang dalam perusahaan besar tetapi tidak menggunakan manajemen strategi jauh lebih berhasil ketimbang perusahaan besar tapi tidak menggunakan manajemen strategi.
 Dalam aktivitas manajemen strategi, manajer dan karyawan mencapai pemahaman yang lebih baik mengenai perioritas dan operasi organisasi. Manjemen strategi membuat organisasi menjadi efisien tetapi lebih penting lagi membuat organisasi menjadi efektif. Walaupun manajemen strategi tidak menjamin keberhasilan organisasi , manajemen strategi mungkin mengambarkan perubahan radikal dalam falasafah untuk beberapa organisasi , jadi ahli strategi harus dilatih untuk mengantisi pasi dan secara konstruktif menjawab pertanyaan dan persoalan segera setelah pertanyaan dan persoalan itu timbul.
Manajemen strategi (strategic management) adalah seperangkat keputusan dan tindakan yang digunakan untuk memformulasikan dan mengimplementasikan strategi-strategi yang berdayasaing tinggi dan sesuai bagi perusahaan dan lingkungannya untuk mencapai sasaran organisasi. Manajemen strategis merupakan aktivitas manajemen tertinggi yang biasanya disusun oleh dewan direksi dan dilaksanakan oleh CEO serta tim eksekutif organisasi tersebut. Manajemen strategis memberikan arahan menyeluruh untuk perusahaan dan terkait erat dengan bidang perilaku organisasi.

Berikut beberapa ahli yang memberikan gambaran atau teori tentang manajemen stratejik :
*      Barney, 1997 Manajemen strategis (strategic management) dapat dipahami sebagai proses pemilihan dan penerapan strategi-strategi. Sedangkan strategi adalah pola alokasi sumber daya yang memungkinkan organisasi-organisasi dapat mempertahankan kinerjanya.
*      Grant, 1995 Strategi juga dapat diartikan sebagai keseluruhan rencana mengenai penggunaan sumber daya-sumber daya untuk menciptakan suatu posisi menguntungkan. Dengan kata lain, manajamen strategis terlibat dengan pengembangan dan implementasi strategi-strategi dalam kerangka pengembangan keunggulan bersaing.
*      Michael A. Hitt & R. Duane Ireland & Robert E. Hoslisson (1997,XV) Manajemen strategis adalah proses untuk membantu organisasi dalam mengidentifikasi apa yang ingin mereka capai, dan bagaimana seharusnya mereka mencapai hasil yang bernilai. Besarnya peranan manajemen strategis semakin banyak diakui pada masa-masa ini dibanding masa-masa sebelumnya. Dalam perekonomian global yang memungkinkan pergerakan barang dan jasa secara bebas diantara berbagai negara, perusahaan-perusahaan terus ditantang untuk semakin kompetitif. Banyak dari perusahaan yang telah meningkatkan tingkat kompetisinya ini menawarkan produk kepada konsumen dengan nilai yang lebih tinggi, dan hal ini sering menghasilkan laba diatas rata-rata.
Dengan demikian dari definisi di atas dapat diketahui fokus manajemen strategis terletak dalam memadukan manajemen, pemasaran, keuangan/akunting, produksi/operasi, penelitian dan pengembangan, serta system informasi komputer untuk mencapai keberhasilan organisasi. Manajemen strategis di katakan efektif apabila memberi tahu seluruh karyawan mengenai sasaran bisnis, arah bisnis, kemajuan kearah pencapaian sasaran dan pelanggan, pesaing dan rencana produk kami. Komunikasi merupakan kunci keberhasilan manajemen strategis.

a.      Tujuan Manajemen strategi dalam perusahaan
Manajemen strategis adalah proses merumuskan dan mengimplementasikan strategi untuk mewujudkan visi secara terus menerus secara terstruktur. Strategi adalah pola tindakan terpilih untuk mencapai tujuan tertentu. Manajemen strategis tetap diperlukan karena perusahaan dituntut untuk berkembang secara terencana dan terukur, sehingga memerlukan peta perjalanan menghadapi masa depan yang tidak pasti, memerlukan langkah-langkah strategis, dan perlu  mengarahkan kemampuan dan komitmen SDM untuk mewujudkan tujuan perusahaan.
b.      Fungsi Manajemen Strategis dalam suatu Perusahaan
fungsi manajemen yang strategis di dalam sebuah perusahaan Tapi tidak hanya berdampak positif, fungsi manajemen yang strategis pun memiliki dampak negative.
Fungsi manajemen adalah elemen-elemen dasar yang akan selalu ada dan melekat di dalam proses manajemen yang akan dijadikan acuan oleh manajer dalam melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan. Fungsi manajemen pertama kali diperkenalkan oleh seorang industrialis Perancis bernama Henry Fayol pada awal abad ke-20. Ketika itu, ia menyebutkan lima fungsi manajemen, yaitu merancang, mengorganisir, memerintah, mengordinasi, dan mengendalikan.
Fungsi manajemen dalam perusahaan memegan peranan yang penting untuk menigkatkan kinerja dalam suatu organisasi. yang didukung oleh Visi dan Misi Manajemen strategi membatu perusahaan untuk menghadapi perubahan-perubahan yang tidak siap diantisiapasi oleh perusahaan dalam kondisi sekarang. Krisis ekonomi global adalah kendala utama yang sering diabaikan oleh semua perusahaan ketika situasi ekonomi sedang baik dan menguntungkan, namun ketika situasi berubah terbalik maka peran manajemen strategi menjadi sangat penting dan diperlukan. Akan sangat terlambat bagi perusahaan untuk menerapkan manajemen strategi ketika perusahaan sudah diambang masalah besar. Karena waktu tidak bisa diprediksi dan situasi tidak bisa kita perkirakan.Manajemen Strategi membantu organisasi mengumpulkan, menganalisis, dan mengatur informasi.  Manfaat Non Keuangan: Meningkatkan produktivitas karyawan dan pemahaman strategi kompetitor dari hasil penelitian menunjukan bahwa organisasi yang menggunakan konsep manajemen strategi lebih menguntungkan dan berhasil dibandingkan orang-orang yang tidak. Perusahaan yang menggunakan Manajemen strategi menunjukkan peningkatan signifikan dalam penjualan, profitabilitas dan produktivitas dibandingkan dengan perusahaan tanpa perencanaan kegiatan sistematis.
v  fungsi tujuan bagi perusahaan :
       
- sebagai motivasi
- sebagai legitimasi
- sebagai dasar organisasi
- mengkhususkan dari pada misi
- sebagai pedoman
v  fungsi merger :
- mendapatkan teknologi baru
- mengurangi wajib pajak
- memperoleh akses ke distributor, pelanggan, produk, pemasok, dan kreditor.
- mengurangi personel manajerial
- memperoleh skala ekonomis
2.2  perusahaan yang tidak sehat/ sakit
Ada beberapa sebab sebuah perusahaan dikatakan tidak sehat. Antara lain adalah ketidakcakapan manajemen, kesalahan manajemen modal kerja, struktur biaya tinggi, kegagalan pemasaran, pertumbuhan terlalu cepat, ketidakberdayaan dan kebingungan organisasi, dan perubahan pasar. Perusahaan-perusahaan yang tidak sehat tersebut dalam perkembangannya digambarkan dalam beberapa model. Perusahaan yang sakit membutuhkan strategi penyehatan. Pertama adalah strategi generik. Recovery Strategy yang tanpa melihat penyebab ketidaksehatan sebuah perusahaan, strategi secara umum. Ada 10 langkah yakni, pergantian manajemen, sentralisasi pengendalian keuangan, perubahan organisasi, reduksi biaya, reduksi aset, restrukturisasi hutang, reorientasi produk, peningkatan pemasaran, akuisis, dan investasi. Amat jarang sebuah perusahaan hanya menggunakan satu strategi tersebut. Umunya kombinasi
Perusahaan yang sakit, perusahaan dikatakan sakit apabila mengalami deteriorasi adaptasi perusahaan dengan lingkungan yang berakibat pada rendahnya kinerja dalam jangka waktu tertentu yang berkelanjutan, sehingga perusahaan kehilangan sumber daya dan dana, strategis akan berdampak pada ketidaknormalan (ketidaksehatan) kinerja organisasi. Kondisi tersebut terjadi saat perusahaan mengalami posisi penurunan (decline) yang ditandai denngan berkurangnya sumber daya dan secara berkelanjutan
Pengukuran kinerja perusahaan didasarkan pada kinerja operasional dan kinerja strategis. Kinerja operasional berkaitan dengan ukuran keuangan perusahaan dan berdimensi waktu lebih pendek. Kinerja strategis berkaitan dengan pemasaran dan berdimensi waktu lebih panjang (pearce & Robinson,1988,1991)
Kinerja operasional
§  Pertumbuhan penjualan
§  Pertumbuhan laba
§  Tingginya deviden
§  Tigginya margin laba
§  Lancarnya aliran kas
§  Tingginya harga saham
§  Ragam sumber penjualan
§  Perusahaan blue chip
§  Stabilitas penjualan
Kinerja strategis
§  Penguasaan pangsa pasar
§  Urutan dalam industry
§  Rendahnya biaya produksi
§  Ragam produk
§  Reputasi perusahaan
§  Pelayanan konsumen
§  Keunggulan technologi
§  Wilayah pemasaran
Sebab ketidak sehatan perusahaan
§  Ketidak cakapan manajemen
§  Ketidak cukupan pengendalian keuangan
§  Intensitas persaingan
§  Struktur biaya yang tinggi
§  Perubahan pasar
§  Pergerakan harga komoditi
2.3  Indikator – indikator perusahaan yang tidak sehat
A.     Indikator dari Lingkungan Bisnis
Sehat tidaknya perusahaan dapat bersumber dari lingkungan bisnis. Lingkungan bisnis menjadi sumber ancaman bisnis dapat dikatakan sebagai sumber sakitnya perusahaan. Diantara begitu banyaknya ragam llingkungan bisnis, berikut ini disajikan beberapa tanda-tanda yang dapat dijadikan petunjuk strategis sedikitnya peluang bisnis yang tersedia dan terbukanya ancaman bisnis, yaitu:
1)      Peramalan dan penilaian implikasi manajerial menjadi sulit dilakukan, ketika berbagai lingkungan bisnis tersebut beriniteraksi satu sama lain.
2)      Pertumbuhan ekonomi dan aktivitas ekonomi pembentuknya memberikan indikasi bagi manajemen dalam melakukan pengambilan keputusan ekspansi usaha.
3)      Tersedianya kredit dan aktifitas pasar modal dapat digunakan sebagai indikator mudah atau sulitnya,murah atau mahalnya dana yang diperlukan.
4)      Perubahan harga memberikan indikasi yang cukup penting tentang perubahan tingkat inflasi dan keseimbangan jumlah barang yang tersedia dan diminta pasar.
B.     Indikator Internal
Beberapa indikator yang dapat digunakan sebagai tanda perusahaan tidak sehat yang muncul pada tahap awal daur kehidupan perusahaan, yaitu:
1.      Ketidaak cukupan kas
2.      Keterbatasan (tekanan) likuiditas
3.      Pengurangan modal kerja
4.      Utang dagang memebengkak
5.      Piutang dagang meingkat
6.      Penurunn ROI (return on investment)
7.      Penjualan mendatar (tidak meningkat)
8.      Rugi terus-menerus dalam beberapa kartal
9.      Absensi tenaga kerja meningkat
10.  Tenaga kerja meningkat
11.  Pengaduan konsumen meningkat
12.  Arus informasi keuangan dan manajemen semakin meningkat
C. Indikator kombinasi
Berikut ini adlah tanda-tanda yang dijadikan petunjuk tidak sehatnya perusahaan yang disebabkan oleh kedua determinan (eksternal dan iternal) yaitu;
Penerapan manajemen dengan prinsip perkecualian
Berikut ini adalah beberapa indikator internal yang menunjuk pada tidak sehatnya perusahaan yang muncul pada pertengahan daur kehidupan perusahaan ;
·        Persediaan meningkat
·        Penjualan menurun
·        Marjin berkurang
·        Biaya meningkat
·        Bantuan pembayaran didepan oleh bank meningkat
·        Permintaan konsideren dari ban bertambah
·        Informasi keuangan dan manajemen lambat dan tidak akurat
·        Kepercayaan konsumen berkurang
·        Saldo rekening bank tidak mencukupi
·        Tertundanya piutang dagang konsumen yang tak terpercaya
·        Pelanggaran perjanjian utang
·        Pembayaran tagihan dengan dana dari ban
Sedangkan indikator internal yang dapat dijadikan petunjuk tidak sehatnya perusahaan yang lazimnya dijumpai pada tahapan akhir daur kehidupan perusahaan yaitu;
·        Kecilnya perhatian manajemen pada menurunnya laba
·        Pengurangan staf tanpa menganalisa sebab pokoknya
·        Pembayaran melalui bank dengan saldo defisit sebagai ganti penarikan kredit
·        Krisis kas
·        Terlambatnya pembayaran utang
·        Terlambatnya hasil penagihan piutang
·        Penurunan penjualan yang terus-menerus
·        Moral karyawan sangat rendah
·        Kredibilitas perusahaan berkurang
·        Perputaran persediaan menurun drastis
·        Kepercayaan pemasok berkurang
·        Semakin sedikitnya laporan yang ditujukan kepada bank
·        Pernyataan bersyarat dari hasil pemeriksaan akuntansi
·        Cek kosong
·        Munculnya beban biaya tambahan terhadap utang
·        Meningkatkan usia dagang
·        Marjin terus menerus menurun
·        Meningkatkannya piutang dagang tak teragih
·        Tidak liquid
·        Modal kerja berkurang drastis
·        Tidak tersedia dana untuk pembayaran gaji
·        Efektisitas manajemen berkurang
·        Usaha meyakinkan kreditur bahwa perusahaan tetap sehat dan tidak akan dilikuidasi
Berikut ini adalah daftar indikator internal yang dapat muncul pada setiap tahapan daur kehidupan perusahaan yaitu;
·        Harta kekayaan menurun
·        Pangsa pasar produk kunci menurun
·        Biaya pablikasi meningkat
·        Peningkatan perputaraan tenaga kerja dan manajemen
·        Gaji dan tunjangan karyawan meningkat lebih cepat dibandingkan peningkatan produktivitas dan laba
·        Peningkatan manajemen bertambah panjang
·        Berpindahnya penguasaan pangsa pasar kepada pesaing
·        Konflik antara manajemen dengan tujuan dan misi perusahaan
·        Perbedaan arah manajemen dan arah perusahaan
·        Buruknya akuntansi perusahaan
·        Kesedian memberi kredit pada konsumen yang dapat membayar pada waktu yang ditetapkan
·        Penambahan utang yang tak terkendali
·        Rekening bersaldo devisit secara mendadak

2.4  memulihkan perusahaan yang tidak sehat
Di dalam memulai 1 perusahaan akan di butuhkan suatu manajemen perusahaan, yang terdiri dari beberapa struktur yang tidak bisa di ganggu gugat, atau harus ada. Walaupun perusahaan itu bukan perusahaan besar dan masih kecil, lebih baik struktur tersebut ada mulai dini, karena semakin cepat kita membuat strukturisasi, semakin bagus kelak perusahaan tersebut. Salah satu struktur yang di maksud di dalamnya paling penting di antaranya adalah keuangan. Karena apabila keuangan kita berantakan alhasil perusahaan akan mengalami kerugian. Apabila kita memulai suatu perusahaan tanpa struktur yang jelas, dan ternyata kita mulai mengalami kerugian, segeralah melakukan rekronstrukturisasi manajemen perusahaan. Perusahaan yang baik dan sehat adalah perusahaan yang berpenghasilan lebih tinggi dari pada pengeluaran ataupun perusahaan yang memiliki uang masuk lebih dari pada pengeluaran. Untuk merekronstukturisasi perusahaan biasanya di butuhkan dana pemulihan, karena biasanya manajemen yang tidak baik menyisakan banyak pengeluaran tidak terlihat. Biasanya juga manajemen yang tidak baik memiliki banyak hutang akomodasi/hutang jalan perusahaan.  Langkah pertama yang harus di lakukan dalam pemulihan adalah penstabilan hutang-hutang perusahaan. Oleh sebab itu di butuhkan dana yang cukup besar. Karena kita harus membuat keadaan perusahaan kembali lagi menjadi normal atau zero poin, yaitu dimana keadaan perusahaan seperti baru akan di mulai lagi berada dalam titik 0 (bukan minus) Apabila hutang cukup besar, maka harus di stabilkan (apabila tidak di lunasi), pencicilan berkala adalah langkah yang baik. Maka harus di sediakan dana tetap yang telah dihitung kira-kira habisnya berpa lama.  Apa yang terjadi selama masa penstabilan adalah tidak ada pemasukan stabil. Maksudnya adalah selama jangka beberapa waktu, maka penghsilan tidak akan maksimum, dan pengeluaran akan setara penghasilan. Maka oleh sebab itu selama masa rekonstukturisasi dana harus cukup besar.
ü  Pertama lakukan penghitungan hutang-hutang perusahaan anda . Teliti dan cermati, kemudian buatlah tabel pembayaran berkala pada masing-masing hutang-hutang tersebut. Tentu saja anda harus mendapatkan persetujuaan dari tempat anda menghutang untuk melakukan pencicilan secara berkala. Biasanya perusahaan-perusahaan akan mau di lakukan pencicilan berkala, dari pada tidak di bayar sama sekali.
ü   Kedua hitung pengeluaran perusahaan. Teliti dan cermati apakah ada pengeluaran yang tidak di butuhkan. Apabila ternyata ada beban pengeluaran yang ternyata tidak terlalu di butuhkan oleh perusahaan segera hentikan.
ü  Rampingkan pengeluaran perusahaan. Teliti dan cermati apakah ada pembelanjaan perusahaan yang ternyata bisa di rampingkan. Misalnya apabila biasanya seragam karyawan biasa di tanggung perusahaan 2 potong baju per karyawan, rampingkan menjadi 1 potong baju. Yang penting adalah bahwa system tetap ada, hanya saja di rampingkan.
2.5  strategi penyehatan  perusahaan
Perusahaan yang sehat itu tumbuh, kembang, hebat. Namun banyak sekali perusahaan yang pada akhrinya harus jatuh. Itu merupakan fenomena yang biasa saja. Karena jika perusahaan sampai pada puncaknya namun tidak mengantisipasinya maka jika perusahaan tersebut jatuh bisa dipastikan susah bangkit lagi. Namun jika akan mencapai titik puncak dan siap mengantisipasinya maka perusahaan  tersebut pastinya siap ketika di kemudian hari mengalami masa turun.
teori penyehatan perusahaan.  terdapat dua hal dalam strategi penyehatan perusahaan. Yaitu :
  • Cost leaderhsip
  • Strategi diferensiasi
*      Cost leaderhsip ( kepemimpinan biaya)
Strategi bersaing bersaing biaya rendah yang ditujukan untuk pasar yang luas dan mengharuskan “ membangu “  secara agresif fasilitas-fasilitas dengan skala efisien pengurangan biaya yang gencar dan berkesinambungan, pengendalian biaya yang sangat baik, pengindaraan pelanggan –pelanggan marjinal minimalisasi biaya R&D pelayanan marketing dan sebagainya
Karena memiliki struktur biaya yang sangat ketat dan rendah  perusahaan yang menerapkan strategi ini mampu memberikan harga yang lebih rendah bagi pesaing, namun tetap mendapatkan laba yang memuaskan. Pangsa pasar yang besar memberikan kekuatan penawaran yang menguntungkan bagi para pemasok /suplier, karena adanya pembelian dalam jumlah besar. Harga rendah murah berfungsi sebagai “ hambatan “ bagi pesaing untuk masuk kedalam persaingan, dan hanya sedikit yang bisa menandingi keunggulan baiaya ini.
Misalnya : strategiyang diterapkan oleh air esia dan lion air  
*      Strategi diferensiasi
Diarahkan pada pasar luas dan melibatkan penciptaan sebuat produk unik, yang membuat perusahaan menetapkan harga premium. Kekhususan ini dapat dihubungkan dengan citra rancangan atau merek, teknologi, keistimewaan/ciri khas, jarinagan kerjapenyalur, atau layanan konsumen. Diferensiasi merupakan strategi aktif untuk mendapatkan hasil diatas rata-rata dalam sebuah bisnis tertentu karena loyalitas mereka akan membuat sensivitas konsumen terhadap harga menjadi lebih rendah.
Naiknya biaya biasanya dibebankan pada pembeli, melalui harga melalui harga jual.
Dalam kondisi ini, loyalitas konsumen menjadi penghalang bagi kompetitor saat masuk dalam persaingan. Kompetitor harus mengembangkan keunggulan produk agar tetap bersaing .
Misalnya : soft ware yang menjadi os dismartphon  bisa kita lihat persaingan antara os android dan windows, roler, pabrikan.

BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
    
Perusahaan yang sakit, perusahaan dikatakan sakit apabila mengalami deteriorasi adaptasi perusahaan dengan lingkungan yang berakibat pada rendahnya kinerja dalam jangka waktu tertentu yang berkelanjutan, sehingga perusahaan kehilangan sumber daya dan dana, strategis akan berdampak pada ketidak normalan (ketidak sehatan) kinerja organisasi. Kondisi tersebut terjadi saat perusahaan mengalami posisi penurunan (decline) yang ditandai denngan berkurangnya sumber daya dan secara berkelanjutan .
3.2  Saran
strategi penyehatan sangat penting bagi perusahaan karena akan meningkatkan daya   saing yang tinggi suatu  perusahaan serta dapat mencapai profit yang diinginkan perushaan.




remember me: HARVAT

remember me: HARVAT :